Sebelum kita mulai membandingkan kedua pilihan tersebut, mari kita pikirkan berapa banyak popok yang rata-rata dibutuhkan bayi.
1. Kebanyakan bayi memakai popok selama 2-3 tahun.
2. Selama masa bayi, rata-rata bayi memakai 12 popok sehari.
3.Seiring bertambahnya usia, mereka akan menggunakan lebih sedikit popok setiap harinya, dan balita rata-rata menggunakan 4-6 popok.
4.Jika kita menggunakan 8 popok untuk penghitungan, maka berarti 2.920 popok setiap tahun dan total 7.300 popok selama 2,5 tahun.
Popok sekali pakai
Positif
Beberapa orang tua lebih menyukai popok sekali pakai yang nyaman karena tidak perlu dicuci dan dikeringkan. Mereka cocok digunakan saat Anda tidak memiliki akses ke mesin cuci – misalnya saat liburan.
Ada banyak merek dan ukuran popok sekali pakai yang bisa dipilih sesuai anggaran Anda.
Mereka mudah didapat di supermarket atau department store mana pun dan mudah dibawa karena ramping dan ringan.
Awalnya, popok sekali pakai bisa jadi hemat biaya.
Popok sekali pakai dinilai lebih mudah menyerap dibandingkan popok kain.
Popok ini dianggap lebih higienis dibandingkan popok kain karena hanya sekali pakai.
Negatif
Popok sekali pakai biasanya berakhir di tempat pembuangan sampah karena membutuhkan waktu lama untuk terurai.
Pilihan popok sekali pakai bisa sangat membingungkan. Beberapa orang tua menganggap merek tertentu bocor atau tidak cocok untuk bayinya, jadi Anda mungkin perlu berkeliling.
Harga popok sekali pakai bertambah seiring waktu.
Popok sekali pakai mungkin mengandung bahan kimia keras dan bahan penyerap (natrium poliakrilat) yang dapat menyebabkan ruam popok.
Balita yang menggunakan popok sekali pakai diperkirakan lebih sulit dilatih menggunakan toilet karena mereka tidak dapat merasakan basah.
Kebanyakan orang tidak membuang popok dengan benar, misalnya mereka meninggalkan kotoran di dalam popok dan membuangnya. Saat membusuk, kotoran di dalam popok melepaskan gas metana yang dapat berkontribusi terhadap gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global.
Popok Kain
Positif
Mereka lebih baik bagi lingkungan karena Anda mencuci dan memakai popok, daripada membuang semuanya ke tempat sampah. Memilih popok kain dibandingkan popok sekali pakai dapat mengurangi separuh rata-rata sampah rumah tangga.
Beberapa popok kain dilengkapi dengan lapisan dalam yang dapat dilepas sehingga Anda dapat memasukkannya ke dalam tas ganti bayi, sehingga Anda tidak perlu mencuci seluruh popok setiap saat.
Popok kain bisa menjadi lebih murah dalam jangka panjang. Mereka dapat digunakan kembali untuk bayi di masa depan atau dijual.
Beberapa orang tua mengatakan popok kain terasa lebih lembut dan nyaman di pantat bayinya.
Popok kain alami cenderung tidak menyebabkan ruam popok karena tidak menggunakan bahan kimia, pewarna, atau plastik yang keras.
Negatif
Mencuci dan mengeringkan popok bayi membutuhkan waktu, tenaga, biaya listrik dan tenaga.
Popok kain memiliki daya serap yang lebih rendah dibandingkan popok sekali pakai, sehingga Anda mungkin perlu mengganti popok ini lebih sering.
Anda mungkin harus mengeluarkan biaya dimuka yang besar untuk membelikan bayi Anda satu set popok. Di sisi lain, Anda mungkin menemukan popok kain bekas dijual di pasar setempat dengan harga lebih murah.
Terkadang sulit menemukan pakaian bayi yang cocok dengan popok kain, tergantung ukuran dan desainnya.
Menggunakan popok kain mungkin sulit dilakukan jika Anda akan berlibur karena Anda tidak bisa membuangnya begitu saja seperti popok sekali pakai.
Anda harus ekstra hati-hati saat membersihkannya untuk memastikan sanitasinya. Rekomendasinya adalah popok kain harus dicuci pada suhu 60℃.
Apapun jenis popok yang Anda pilih, satu hal yang pasti: Anda akan mengganti banyak popok. Dan si kecil akan menghabiskan banyak waktunya dengan popok. Jadi jenis apa pun yang Anda pilih, pastikan cocok untuk Anda dan bayi Anda.
Waktu posting: 24 Mei-2022